Dalam kesempatan kali ini saya ingin membahas tentang berpuasa,
sebenarnya apa sih pengaruh puasa terhadap kesehatan manusia? Apakah
berpuasa aman? Mari kita
bahas..
Kemarin ada teman saya yang bilang kalau “Puasa berarti
mengistirahatkan saluran pencernaan (usus) beserta enzim dan hormon yang
biasanya bekerja untuk mencerna makanan terus menerus selama kurang lebih 18
jam. Dengan berpuasa organ vital ini dapat istirahat selama 14 jam.”
Pertanyaan kritis dari seorang teman saya yang lain mengatakan, “apa iya?
Emangnya enzim, hormon, sistem pencernaan butuh istirahat gitu? Apakah mereka
tidak kuat sehingga harus istirahat?”
Oke, begini saja, mari kita perika saja fakta ilmiah dibalik berpuasa..
Oke, begini saja, mari kita perika saja fakta ilmiah dibalik berpuasa..
1. Apakah Berpuasa Itu Aman?
Puasa untuk satu atau dua hari mungkin tidak akan menyakiti orang yang umumnya sehat, asalkan mereka menjaga asupan cairan yang cukup. Tetapi, puasa seluruhnya untuk jangka waktu yang lama dapat berbahaya. Tubuh kita membutuhkan berbagai vitamin, mineral, dan nutrisi lain dari makanan untuk tetap sehat. Tidak mendapatkan cukup nutrisi selama diet puasa dapat menyebabkan gejala seperti kelelahan, pusing, sembelit, dehidrasi, batu empedu, dan intoleransi dingin. Hal ini dapat menyebabkan kematian jika kita terlalu lama berpuasa. Bahkan untuk jangka pendek, berpuasa tidak dianjurkan bagi penderita diabetes, karena dapat menyebabkan kesehatan berbahaya dan lonjakan gula darah. Wanita yang sedang hamil atau menyusui, atau siapapun yang memiliki penyakit kronis, tidak wajib berpuasa.
2. Dapatkah Puasa Detoksifikasi Tubuh?
Detoksifikasi itu adalah penawaran atau penetralan toksin racun di dalam tubuh. Nah, selama ini puasa mengklaim bahwa mereka dapat membersihkan tubuh dari kotoran. Namun, tidak ada bukti ilmiah bahwa puasa mendetoksifikasi tubuh kita, atau bahwa tubuh kita bahkan perlu didetoksifikasi. Hal ini secara alami dirancang untuk mengeluarkan racun melalui kulit (oleh keringat), hati, usus, dan ginjal, tidak memalalui berpuasa.
3. Efek atau Dampak Baik Berpuasa.
Ya, setidaknya ada beberapa juga efek-efek baik dalam berpuasa, namun tidak dilakukan untuk waktu yang jangka lama tentunya. Efek-efek tersebut yaitu:
Ya, setidaknya ada beberapa juga efek-efek baik dalam berpuasa, namun tidak dilakukan untuk waktu yang jangka lama tentunya. Efek-efek tersebut yaitu:
- Puasa dapat merendahkan kadar kolesterol LDL dan berkurangnya rasa takut (anxiety). Semuanya bersifat baik bagi kesehatan.
- Orang yang habis mengalami kecelakaan di bagian tulang belakang sebaiknya berpuasa untuk mempercepat penyembuhan
- Berpuasa dapat memperpanjang usia reproduksi.
- Berpuasa menurunkan resiko terkena serangan jantung.
- Puasa menurunkan resiko terkena penyakit Huntington, sebuah penyakit syaraf yang berbahaya.
- Puasa terus menerus selama dua hari dapat menurunkan resiko terkena zat kimia berbahaya saat berada di daerah kimiawi.
4. Efek atau Dampak Buruk Berpuasa.
Disamping efek baik dalam berpuasa, masih terdapat banyak efek buruknya jika dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Disamping efek baik dalam berpuasa, masih terdapat banyak efek buruknya jika dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama.
-
Berpuasa menyebabkan ketidaknyamanan dan masalah-masalah yang tidak perlu ada bagi orang yang menderita sakit.
- kadar kolesterol jahat (LDL) meningkat sedikit pada orang yang berpuasa, bila ia masih anak-anak. Sementara itu tidak ada perbedaan kadar kolesterol baik (HDL) dan TC pada anak yang berpuasa dengan anak yang tidak berpuasa. Dikatakan berpuasa di sini artinya tidak mengkonsumsi apapun selama 8 jam atau lebih.
- Orang yang berpuasa mengalami kekurang insulin dan peningkatan Foxa2. Hal ini karena saat seseorang makan, sel beta di pankreas mengeluarkan insulin untuk memblokade Foxa2. Foxa2 sendiri adalah pembakar lemak, pembakar gula dan pemberi motivasi melakukan kegiatan fisik. Artinya, dengan berpuasa, tubuh dapat membakar lemak dan gula dengan baik dan dapat melakukan kegiatan fisik yang lebih baik, sejauh tidak dalam kondisi lapar.
- Puasa di bulan Ramadan meningkatkan resiko terkena stroke.
- Berpuasa dapat membuat penyakit mata bertambah parah, jika kamu menganggap meneteskan obat tetes mata ke mata kamu dapat membatalkan puasa.
- Saat berpuasa, tubuh mengeluarkan zat bernama ghrelin ke saluran darah. Zat ini membuat orang akan menghabiskan banyak waktu di ruang makan untuk mengkonsumsi makanan berlemak. Dengan kata lain, bila kamu berpuasa, kamu malas melakukan ibadah sholat magrib, itu karena kamu secara alami akan lama berada di ruang makan, tentunya untuk berbuka puasa.
- Berpuasa dapat meningkatkan resiko mendapatkan atau memperparah diabetes karena kurangnya insulin dan juga kurangnya protein.
- Saat berpuasa, hati mengeluarkan glikogen yang berfungsi sebagai pemasok gula darah saat tidak ada makanan.
- Orang yang menderita penyakit keturunan hepatic porphyria sebaiknya jangan berpuasa. Puasa dapat membuat penyakit ini kambuh. Saat penyakit ini kambuh, anda mengalami kegilaan.
- Sebagian besar jaringan tubuh kita merespon puasa dengan mengubah sumber energi kaya oktana nya – glukosa – menjadi pembakaran oktana rendah, yaitu lemak. Bagi otak, hanya bahan bakar berkinerja tinggi yang dapat berlaku. Bila tidak ada glukosa dari makanan, karena berpuasa, maka tubuh harus membuat sendiri pasokannya untuk otak. Hal ini dilakukan dengan mengambil energi dari otot dalam bentuk protein dan mengubahnya menjadi glukosa di hati. Proses ini disebut glukoneogenesis. Gula ini kemudian dikirim ke otak lewat pembuluh darah agar otak tetap sehat.
- Perubahan panjang waktu puasa dapat menambah resiko penyakit hati. Sejauh puasa dilakukan dalam waktu yang sama panjang, hal ini tidak beresiko. Walau begitu, dua gelas anggur sehari dapat menetralisir resiko penyakit hati.
Jadi, apakah klaim kalau “puasa dapat
mengistirahatkan pencernaan” itu benar? Sama sekali tidak. Dari fakta-fakta
di atas, justru aktivitas tubuh, terutama di jaringan, bertambah giat. Hati
memproduksi glukosa, padahal kalau tidak puasa, ia bisa beristirahat. Otak
meminta glukosa terus menerus dari hati. Dan sebagian penyakit dapat muncul
karena berpuasa.
Tapi
secara umum, puasa memang baik
(bukan untuk jangka yang panjang tapi). Jadi, saya setuju dengan
kegiatan puasa
di bulan Ramadan. Walau begitu, kalau kita bicara masalah sosial atau
ketuhanan,
di sini bukan lah tempatnya. Kalau kamu merasa membangunkan orang tengah
malam
dengan berteriak-teriak nyaring, seolah semua orang yang mendengar
teriakan kamu adalah orang muslim, atau membawa pentungan memaksa warung
nasi untuk
menutup warungnya di siang hari seolah kamu menghormati toleransi antar
umat beragama. Oh,
please..!!!
Referensi:
1. American Academy of Neurology (2008, April 16). Prolonged Fasting Increases Risk Of Rare Type Of Stroke, Study Suggests. ScienceDaily. Retrieved August 11, 2010, from http://www.sciencedaily.com /releases/2008/04/080415130732.htm
2. Coppola et al.: “A Central Thermogenic-like Mechanism in Feeding Regulation: An Interplay between Arcuate Nucleus T3 and UCP2.” Publishing in Cell Metabolism 5, 21–33, January 2007
3. Faktailmiah.com
4. Webmd.com
Referensi:
1. American Academy of Neurology (2008, April 16). Prolonged Fasting Increases Risk Of Rare Type Of Stroke, Study Suggests. ScienceDaily. Retrieved August 11, 2010, from http://www.sciencedaily.com /releases/2008/04/080415130732.htm
2. Coppola et al.: “A Central Thermogenic-like Mechanism in Feeding Regulation: An Interplay between Arcuate Nucleus T3 and UCP2.” Publishing in Cell Metabolism 5, 21–33, January 2007
3. Faktailmiah.com
4. Webmd.com
0 komentar:
Posting Komentar